Artikel
Yudha Adhyaksa
02 Dec 2024
Banyak orang yang mengatakan bisnis itu beresiko, karena itu kerjakanlah bisnis sambil bekerja (sebagai pegawai). Nanti kalau pemasukan bisnis sudah sama besar dengan gaji, baru resign.
Ada juga yang berpendapat, jangan taruh semua telor dalam satu keranjang. Maksudnya, kita tidak tahu mana bisnis mana yang akan sukses, jadi buatlah beberapa bisnis sekaligus supaya salah satunya berhasil.
Berbicara dari pengalaman, saya bisa katakan bisnis lebih mungkin berhasil jika dijalankan sepenuh hati. Seorang pegawai yang telah bekerja hanya punya sisa waktu dan energi. Itupun terkadang pikirannya masih bercampur dengan pekerjaan kantor jadi sulit berkonsentrasi.
Justru Anda harus mencurahkan seluruh energi, waktu, keringat dan modal untuk fokus ke bisnis pertama. Seolah-olah tidak ada jalan lain. Istilahnya ‘membakar kapal’ agar tidak kembali ke zona nyaman. Ada yang keluar dari pekerjaan mapannya, pindah ke kota lain berbiaya rendah, menjual perhiasan istri demi sesuap nasi, hidup sederhana untuk 2 tahun pertama.. Itulah ‘harga kesuksesan’ yang harus dibayar didepan.
Jadi jika Anda berkomitmen 100% untuk bisnis pertama, inilah 9 zona nyaman yang harus ditinggalkan1.
ZONA NYAMAN |
ZONA “TIDAK” NYAMAN |
Gaji tetap |
Penghasilan sesuai kerja keras |
Senangnya jadi pengamat dan mengkritik |
Menjadi orang yang menyediakan solusi nyata |
Dipimpin orang lain |
Memimpin orang lain |
Tidak kreatif |
Wujudkan ide jadi kenyataan |
Tidak mau rugi dalam hidup |
Mau rugi untuk hasil lebih besar |
Mengerjakan yang mudah |
Mengerjakan yang benar walau berat dan menyebabkan rugi besar |
Menghindar dari ketakutan |
Berani menghadapi ketakutan |
Menyendiri, hidup seperti biasa |
Tampil di depan umum untuk menyebar inspirasi |
Kerjakan tugas yang rutin saja |
Membuat 1.000 inisiatif agar kerja lebih cepat selesai |
Tujuan jangka pendek agar cepat berhura-hura |
Mengorbankan kesenangan sesaat demi tujuan jangka panjang |
Katakan tidak pada ajakan pada ajakan orang lain untuk mengikuti bisnis mereka. Apalagi bila penjualan masih dibawah target, pembukuan belum benar, pegawai belum diatur baik.
Dengan fokus pada satu bisnis, percayalah Anda akan dapat hasil maksimal karena seluruh waktu dicurahkan untuk membangun personal branding, konsep product branding yang unik, strategi promosi lebih massal, operasional lebih efektif dan banyak lagi.
Kelak setelah bisnis pertama berjalan ‘otomatis’ tanpa Anda mengontrol penuh, silahkan membuka cabang atau mendirikan bisnis baru. Di level ini Anda sudah punya pola sukses sehingga tinggal menduplikasinya.
Tidak ada namanya Manajemen Waktu, yang ada adalah PRIORITISASI WAKTU
Jika Anda mau memprioritaskan bisnis, masukkan ke urutan atas di agenda harian. Jika tidak, sebanyak apapun waktu Anda tidak akan terlaksana karena Anda tidak memprioritaskannya.
-Berilmu Sebelum Berbisnis-
Artikel
“Kalau bank haram, ya hidup ke zaman purba aja.” Kalimat itu seringkali terlontar dari mereka yang malas membaca dan malas mencari tahu. Disuguhi potongan video yang mengharamkan ri...
Yudha Adhyaksa
26 Feb 2024
Pembahasan soal riba masih dinilai abu-abu. Faktanya masyarakat muslim pun banyak yang seolah tutup mata. Katanya riba nggak dosa jika nilainya kecil. Banyak juga yang menganggap bahwa riba sudah umum...
Yudha Adhyaksa
21 Feb 2024
Setelah belajar mengenai jenis-jenis riba pada artikel ini, kamu harus paham dulu apa itu barang ribawi. Salah satu jenis riba memang disebabkan oleh barter atau jual beli barang ribawi. Barang sudah...
Yudha Adhyaksa
19 Feb 2024
Daftar Sekarang
Dapatkan semua Kelas baru gratis
dengan berlangganan